MASIGNCLEAN103

Sabda Rasulullah Untuk Tidak Saling Mengkafirkan

Sabda Rasulullah untuk tidak saling mengkafirkan terjadi dan keluar dengan adanya riwayat ketika perang usai, terungkap adanya musuh yang menyelinap memasuki wilayah kekuasaan prajurit Muslim. Musuh itu dipergoki dan dikejar oleh Usamah ibn Zaid ibn Haritsah yang dikenal sebagai Panglima Angkatan Perang Nabi yang usianya masih muda.

Sabda Rasulullah Untuk Tidak Saling Mengkafirkan

Meski musuh tersebut terperanjat. Namun Usamah dan pasukannya tidak ingin terkecoh dengan strategi musuh tersebut sehingga akhirnya Usamah tetap menghunuskan pedangnya dan membunuh orang itu.

Salah seorang sahabat yang menyaksikan peristiwa tersebut melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa Usamah sang Panglima Angkatan Perang telah membunuh musuh yang sudah bersyahadat. Mendengar dan menanggapi laporan tersebut, Nabi marah hingga terlihat urat di dahinya begitu jelas melintang.

Usamah dipanggil oleh Nabi Muhammad kemudian ditanya; "Kenapa membunuh orang yang sudah bersyahadat?". Usamah menjawab; "Bahwa tindakan musuh tersebut hanya sebuah taktik belaka. Ia membawa senjata yang seewaktu-waktu bisa mencelakakan pasukan Muslim. Ia dibunuh karena diduga syahadatnya palsu".

Mendengar secara seksama alasan Usamah membunuh musuh yang sudah bersyahadat, maka Nabi Muhammad mengeluarkan sabda: "Nahnu nahkum bi al-dhawahir, wa Allah yatawalla al-sarair (kita hanya menghukum apa yang tampak dan Allah SWT yang menghukum apa yang tersimpan di hati orang). (KH Nasaruddin Umar)
Atas langkah yang diambilnya itu, Usamah pun langsung memohon maaf kepada Rasulullah dan berjanji akan berhati-hati jika menemui peristiwa seruap di kemudian hari.

Jawaban ini menunjukkan betapa tidak bolehnya memvonis keyakinan dan kepercayaan orang lain, apalagi dengan mengafirkannya. Saling mengafirkan inilah yang menjadi fenomena umat Islam di zaman sekarang. Bahkan fenomena yang terjadi dan dilakukan tidak hanya ditujukan kepada umat lain, tetapi juga ditujukan kepada sesama Muslim, hanya karena perbedaan pandangan, dan lain-lain.

Jika seseorang secara formal telah mempersaksikan syahadatnya dengan terbuka, maka umat Islam tidak boleh lagi mengusiknya. Umat Islam harus tetap menghargai dan menghormati keyakinan dan kepercayaan orang lain dengan terus berperilaku dan berdakwah dengan cara sebaik-baiknya.

Demikianlah tentang Sabda Rasulullah Untuk Tidak Saling Mengkafirkan yang bisa terpaparkan. Semoga dapat menjadikan wasilah pengingat dan pembelajaran kembali bagi kita untuk memahami dan mengamalkan apa yang sudah dijelaskan diatas.
Bagikan Ini Ke :
Admin