MASIGNCLEAN103

Inilah Cara Mengetahui Kredibilitas Perawi Hadits Nabi

Keshahihan Hadits harus memenuhi beberapa syarat yakni, ketersambungan sanad, perawinya harus adil, hafalan perawi harus kuat, tidak ada syadz, dan tidak ada 'illah. Lima persyaratan ini disimpulkan dari defenisi hadits shahih itu sendiri. Kalau hilang salah satu dari lima syarat ini, maka kualitas hadits berubah menjadi dhaif.

Perawi Hadits Nabi

Di antara persyaratan hadits shahih yang harus dipenuhi adalah perawi harus adil dan dhabith (hafalannya kuat). Didalam Kitab Taysiru Musthalahil Hadits, yang dimaksud dengan ‘adil (‘adalah) dan dhabit di sini adalah sebagai berikut :
العدالة: ويعنون بها أن يكون الراوي مسلما بالغا عاقلا سليما من اسباب الفسق سليما من خوارم المروءة. والضبط: ويعنون به أن يكون الراوي غير مخالف للثقات ولا سيء الحفظ ولا فاحش الغلط ولا مغفلا ولا كثير الأوهام
Artinya : "'Adalah (adil) ialah perawinya Muslim, baligh, berakal, tidak melakukan perbuatan fasik, dan tidak rusak moralnya. Sedangkan dhabit ialah periwayatan perawi tidak bertentangan dengan perawi tsiqah lainnya, hafalannya tidak jelek, jarang salah, tidak lupa, dan tidak keliru".

Adil yang dimaksud dalam istilah ilmu hadits adalah berarti seorang perawi harus beragama Islam, baligh dan berakal, serta tidak melakukan perbuatan fasik dan moralitasnya tidak rusak. Dengan demikian, kalau ada perawi yang melakukan perbuatan tercela contohnya berbohong, maka hadits yang diriwayatkannya tidak bisa diterima.

Sedangkan dhabit adalah berkaitan dengan kekuatan hafalan perawi dan jarang melakukan kesalahan. Orang yang kekuatan hafalannya bagus, periwayatannya tidak akan bertentangan atau menyalahi hadits yang diriwayatkan oleh perawi tsiqah lainnya. Kalau ada perawi yang meriwayatkan hadits bertentangan dengan perawi tsiqah, besar kemungkinan hafalannya bermasalah.

Dalam Kitab Taysiru Musthalahil Hadits juga menjelaskan cara untuk mengetahui perawi itu adil dan dhabit. Caranya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui keadilan perawi:

1.Kualiatas perawi hadits dapat diketahui berdasarkan pengakuan dari perawi lain atau ulama hadits.

2.Kualitas perawi hadits bisa diketahui dari popularitasnya. Orang yang sudah populer kualitas dan kealimannya tidak perlu lagi pengakuan dari ulama hadits. Maksudnya, tanpa pengakuan pun periwayatannya sudah bisa diterima karena sudah populer. Contohnya, hadits-hadits yang disampaikan oleh imam empat madzhab, Sufyan Ats-Tsauri, 'Azra'i, dan ulama terkenal lainnya.

Adapun cara mengetahui kualitas hafalan perawi adalah dengan cara membandingkan hadits yang disampaikannya dengan perawi tsiqah lainnya. Kalau hadits yang disampaikannya sesuai dengan perawi tsiqah lainnya berarti kualitas hafalannya bagus. Apabila bertentangan dan berbeda dengan perawi tsiqah, maka hafalannya dianggap bermasalah dan tidak bisa dijadikan pedoman kalau kesalahannya terlalu fatal.

Wallahu a'lam...

Demikianlah tentang Cara Mengetahui Kredibilitas Perawi Hadits Nabi yang bisa dipaparkan, semoga dapat menjadi wasilah pengingat dan pembelajaran kembali bagi kita semua dalam memahami apa yang sudah dijelaskan diatas.
Bagikan Ini Ke :
Admin