MASIGNCLEAN103

Kisah Qabil dan Habil

Pada tahun pertama sejak Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan, Hawa melahirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki diberi nama Qabil dan yang perempuan diberi nama Iqlima.

Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam dan Hawa berharap dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang berkembang biak mengisi bumi Allah.

Kisah Qabil dan Habil

Dibawah asuhan ayah dan ibunya yang penuh cinta kasih, tumbuhlah keempat anak itu dengan cepatnya, Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang diantara anak-anaknya. Yang perempuan dididik sesuai dengan kodrat wanita yaitu menolong ibunya mengurus rumah tangga dan melakukan hal-hal yang menjadi tugas wanita. Sedang yang laki-laki mencari nafkah sesuai dengan bakat masing-masing, Qabil berusaha dalam bidang pertanian, Habil berusaha di bidang peternakan.

Baca juga :
Kisah Singkat Nabi Adam A.S
Kisah Adam dan Hawa Diturunkan ke Bumi 
Ketika menginjak usia dewasa Allah memberi petunjuk kepada Nabi Adam agar mengawinkan putra putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima.

Inilah syariat yang telah ditentukan Allah. Cara ini disampaikan Nabi Adam kepada putra-putrinya.  Namun Qabil menolaknya mentah-mentah. la tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah jelek, tidak secanti adiknya sendiri yaitu Iqlima.

Rupanya Qabil telah termakan bujukan Iblis, ia lebih memperturutkan hawa nafsu daripada akalnya. la tidak mau menerima syariat yang ditetapkan Nabi Adam. Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana. la terus menasihati Qabil agar menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarlah Allah sendiri yang akan menentukan masalah ini.

Maka dengan disaksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya. la sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan yang paling ia sayangi. Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh, berarti qurbannya tidak diterima.

Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu. la terpaksa menerima keputusan itu. Padahal hatinya tetap tidak mau menerimanya. Maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda Habil dengan Iqlima.

Hari-hari berlalur Iblis merasuki pikiran Qabil. la membisikkan sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia dapat mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus-menerus dibisikkan oleh Iblis tanpa jemu dan bosan.

Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia turuti bisikan Iblis itu.

Pada suatu hari, ketika Habil menggembalakan ternaknya di tempat yang sepi. Jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan keras sekali.

Maka matilah Habil. Inilah pembunuhan pertama atas umat manusia di bumi. Iblis tertawa kesenangan, ia telah memiliki teman. Setelah Habil mati, Qabil merasa kebingungan. Diguncang- guncangkan tubuh saudaranya itu, tentu saja tidak mau bergerak. Lalu ia bawa kesana-kemari. la sangat kacau, tak tau mau dikemanakan mayat saudarnya itu. la merasa menyesal, air matanya berlinangan.

Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham kepada Qabil melalui burung gagak. Ada dua burung gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil. Burung gagak itu bertarung, salah seekor mati dalam pertarungan itu. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan menarik burung gagak yang mati ke tanah tersebut dan menimbunnya.

Demikianlah, Qabil meniru perbuatan burung gagak itu. Ia menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah selesai menguburkan mayat saudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus dikatakan kepada ayah dan ibunya.

la tidak berani pulang. Rasa bersalah membuatnya ketakutan sendiri. Lebih-lebih ketika ia melihat ayahnya dari atas bukit datang menghampirinya. Qabil makin panik, la melarikan diri masuk ke dalam hutan, mendaki gunung dan menuruni jurang.

Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau hanyalah seorang manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Nabi Adam pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya. la memohon untuk diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman, Serta bertaubat, beristighfar mohon pengampunan Allah.

Selama beberapa tahun Ibu Hawa melahirkan putra-putri kembar. Sehingga anak turunnya demikian banyak. Maka berkembanglah anak manusia keturunan Nabi Adam.

Setelah manusia berkembang demikian banyak, dan Nabi Adam meninggal dunia. Banyak umat manusia berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan umat manusia dari kelalaian, maka Allah mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan Rasul.

Demikian kisah Qabil dan Habil yang bisa dipaparkan. Semoga dapat menjadikan pengingat kembali dan sekaligus pembelajaran bagi kita didalam kehidupan di dunia ini. Untuk kisah Nabi Idris InsyaAllah akan ditulis dipostingan selanjutnya.
Bagikan Ini Ke :
Admin