MASIGNCLEAN103

Jual Beli Menurut Ilmu Fiqih

Jual beli adalah salah satu cara tukar menukar barang atau untuk memperoleh barang dengan jalan menukar barang tersebut dengan uang atau dengan benda lainnyna atas dasar suka sama suka.

Jual Beli Menurut Ilmu Fiqih

Bagi penjual jual beli dilakukan untuk memperoleh uang yang diperlukannya. Bagi pembeli jual beli dilakukan untuk memperoleh barang yang dibutuhkannya. Dengan jual beli itu dapat tumbuh rasa kerukunan, karena saling perlu mcmcrlukan satu dengan lainnya. Oleh sebab itu syari'ah Islam menctapkan bahwa dalam pekerjaan jual beli itu harus alas dasar suka sama suka. Tidak sah jual-beli karena paksaan ataupun tipuan.

Firman Allah SWT :

...وَاَحَلَّ اللّٰهُ الۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا‌

Artinya:
"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba". (Q.S. Al-Baqarah 275)

Fiman-Nya pula :

لَا تَاۡكُلُوۡۤا اَمۡوَالَـكُمۡ بَيۡنَكُمۡ بِالۡبَاطِلِ اِلَّاۤ اَنۡ تَكُوۡنَ تِجَارَةً عَنۡ تَرَاضٍ مِّنۡكُمۡ

Artinya:
"Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batal, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara kamu". (Q.S. An-Nisa: 29)


Larangan dalam Jual Beli

Jual beli itu hukumnya halal. Tetapi banyak hal yang menyebabkan maksud baik yang ditetapkan dalam jual beli itu hilang. Oleh sebab itu agama menetapkan ada beberapa jual beli yang tidak boleh dilakukan (terlarang) dan hukumnya haram. Diantaranya ialah:

1. Membeli barang yang sdang ditawära oleh orang lain.
2. Jual beli dengan cara tipuan.
3. Membeli barang untuk mengacaukan pasaran.
4. Jual beli dengan maksud penimbunan.
5. Jual beli buah-buahan yang belum jelas baik buruknya.
6. Jual beli barang curian, ataupun barang yang bernajis.
7. Jual beli barang maksiat.

Baca juga :
Cara Menyembelih Binatang Menurut Ilmu Fiqih
Makanan Dan Minuman Yang Haram Menurut Ilmu Fiqih 

Hukum Jual Beli 

Pada dasarnya jual beli itu hukumnya mubah. Narnun hukum itu dapat berubah menjadi haram, wajib, dan sunat menurut keadaan sebagai berikut:

a. Haram, yaitu jual beli terlarang seperti telah diterangkan di muka.

b. Wajib, seperti jual beli yang dilakukan oleh hakim terhadap harta orang yang bangkrut (hutangnya lebih besar dari hartanya dan usahanya macet).

c. Sunah, yaitu jual beli dengan teman atau saudara dekat atau kepada orang yang sangat memerlukan barang yang diperjualebclikan itu.

Macam-macam Bentuk atau Cara Jual Beli

Ada beberapa mecam bentuk jual beli yang umum dilakukan di masyarakat ialah :
Contoh :

1. Jual beli dengan tunai atau kontan .
2. Jual beli dengan tempo.
3. Jual beli dengan cara kredit.
4. Jual beli dengan tukar menukar barang atau barter.

Syarat-syarat dari Rukun-rukun Jual Beli

1. Syarat-syaratnya :

a. Penjual dan pembeli sama-sama berakal, tidak gila, dan bukan anak kecil,
b. Penjual dan pembcli keduanya suka sama suka dan semua sama rela.
c. Benda yang diperjualbelikan benda halal, tidak benda-benda haram atau najis.
d. Ijab-qabul antara penjualan pembeli hatus bersambung dan kekal.

2. Rukun-rukunnya :

a. Ada penjual.
b. Ada pembeli.
c. Ada benda/barang yang dijual.
d. Ada alat untuk membeli yang berbentuk uang atau barang bila barter.
e. Ada Ijab-qabul.

Demikianlah penjelasan jual beli menurut ilmu Fiqih yang bisa terpaparkan. Semoga dapat memberi pengetahuan kembali bagi kita semua. Dan bisa diamalkan dikehidupan sehari-hari. 
Bagikan Ini Ke :
Admin