MASIGNCLEAN103

Kandungan Surat Al - 'Asr Dan Pengamalannya


1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

Asbabun Nuzul

Dalam Tafsir Juz 'Amma karya Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan bahwa telah menjadi adat bagi bangsa Arab apabila sore hari, mereka duduk berbincang-bincang membicarakan soal-soal kehidupan dan cerita-cerita lain yang berkenaan dengan urusan sehari-hari. Karena banyak percakapan yang tak tentu arah, sering terjadinya pertengkaran,dan adanya sakit hati sehingga menimbulkan permusuhan. Kemudian ada yang mengutuki waktu 'Ashar (petang hari), mengatakan waktu 'Ashar waktu yang celaka atau naas dan banyak bahaya terjadi di waktu itu. Maka datanglah ayat ini memberi peringatan "Demi Ashar", perhatikanlah waktu 'Ashar. Bukan waktu 'Ashar yang salah. Yang salah adalah manusia-manusia yang mempergunakan waktu itu dengan salah. Mempergunakannya untuk berbincang-bincang yang tidak tentu ujung pangkalnya. Contohnya bermegah-megahan harta, memuji diri, menghina, dan merendahkan orang lain. Tentu orang yang dihinakan tidak terima, dan timbullah saling permusuhan.

Penjelasan Ayat

Wal-Ashri. Demikian bunyi ayat pertama dari surah Al 'Asr. Surah yang sangat dalam dan luas isi kandungannya. Bahkan menurut ahli tafsir Muhammad 'Abduh, bahwa seandainya hanya Surah Al 'Asr ini saja yang diturunkan, maka sudah bisa mencakup seluruh kandungan Al Qur'an.

Dalam surah tersebut, Allah SWT bersumpah dengan masa. Tentu kita akan bertanya, kenapa Allah bersumpah dengan masa? Kenapa Allah bersumpah dengan makhluknya? Sementara kita makhluk-Nya tidak boleh bersumpah dengan selain Allah, karena Dia yang menciptakan seluruh makhluk di alam ini. Kita bersumpah dengan menyebut khaliq (yang menciptakan) para makhluk. Tetapi Allah bersumpah dengan masa, sesuatu yang lebih rendah dari zat Allah itu sendiri. Tak lain sebabnya adalah karena masa atau waktu itu penting.

Allah SWT memulai surah ini dengan sumpah. Setiap kali bersumpah, Allah SWT selalu menyebut salah satu makhluk-Nya. Hal itu disebabkan tidak ada selain Dia, kecuali makhluk-Nya. Pada ayat 1, Allah SWT bersumpah dengan menyebut masa. Masa berarti waktu yang dilalui seseorang.

Allah SWT bersumpah dengan masa, karena masa itu adalah sesuatu yang sangat penting. Di mana letak pentingnya masa? Karena masa itu terus berjalan. Masa tidak pernah berhenti, meskipun sesaat. Masa terus berputar dengan cepat. Masa tidak dapat kita kejar, jangankan masa 5 atau 20 tahun yang lalu, sedetik pun waktu yang baru lewat tidak dapat kita kejar. Karena itu, kita harus bisa mempergunakan masa dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak, kita akan menjadi orang yang merugi.

Apabila Allah SWT bersumpah dengan makhluk-Nya, berarti suatu isyarat bagi Rasulullah SAW dan orang yang beriman agar memperhatikan terhadap makhluk yang digunakan untuk bersumpah. Dengan demikian, maksud ayat pertama surah ini adalah agar Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman lebih memperhatikan masalah waktu. Akhirnya, mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang terpuji sesuai ajaran Islam. Disadari atau tidak, waktu tidak akan berhenti walaupun sedetik pun. Pagi hari ini bukan pagi hari kemarin, bukan pula pekan yang akan datang.

Di ayat ke 2 menjelaskan kebanyakan manusia dalam keadaan merugi. Melihat kenyataan hidup ini, ternyata banyak manusia yang rugi dibanding yang beruntung. Kerugian apakah yang dialami manusia? Kerugian yang dialami manusia adalah bahwa kesempatan hidup di dunia tidak dapat digunakan sebaik-baiknya sesuai petunjuk. Hari-hari sering digunakan untuk menikmati keduniaan sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. Mereka tidak mau memperhatikan petunjuk agama. Di dunia ini, mungkin banyak orang yang tidak merasa rugi, tetapi di akhirat kelak kerugian akan dirasakan.

Di ayat ke 3 menjelaskan bagaimana cara yang harus dilakukan agar tidak termasuk orang yang rugi. di ayat ini, ada tiga syarat agar tidak menjadi orang rugi, yaitu beriman dan beramal saleh, saling menasihati tentang kebenaran, serta menasihati tentang kesabaran. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Beriman dan Beramal Saleh. Beriman berarti meyakini bahwa manusia hidup di dunia ini karena Allah SWT. Manusia harus tunduk kepada Allah sang pencipta, pemberi rezeki, dan pemeliharanya sampai saat yang ditentukan. Hanya iman, manusia dapat menyadari keberadaannya hidup di dunia ini. Setelah memiliki keimanan, seseorang harus membuktikannya dalam perbuatan, yaitu beramal saleh (berbuat kebajikan). Yang dimaksud kebajikan ialah semua perkara yang sesuai dengan ajaran Islam. Sesuatu perbuatan yang dikatakan baik oleh manusia, belum tentu baik di hadapan Allah SWT. Baik dan tidaknya suatu amai, yang harus dijadikan ukuran adalah Allah SWT. dan rasul-Nya. Iman dan amal saleh adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Iman tanpa amal saleh, tidak cukup.

2. Saling Menasehati tentang Kebenaran adalah syarat kedua agar tidak tergolong orang-orang yang rugi adalah adanya kesediaan untuk menerima dan memberi nasihat tentang kebenaran. Disadari atau tidak, manusia mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Hanya orang-orang sombonglah yang tidak mengakui kekurangan dan kesalahan dirinya. Orang yang mengaku beriman harus mau menerima dan memberikan nasihat menuju kebenaran. Dengan kesediaannya menerima dan memberikan nasihat menuju kebenaran, manusia dapat hidup rukun dan baik. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam.

3. Saling Menasehati tentang Kesabaran adalah syarat ketiga agar tidak tergolong orang yang rugi adalah adanya kesediaan untuk menerima dan memberi nasihat tentang kesabaran. Sabar adalah perkara yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Tidak mudah bagi kita untuk memiliki kesabaran. Kesabaran perlu dilatih dan dibiasakan. Dalam hidup sehari-hari, manusia pasti menghadapi berbagai macam persoalan hidup. Persoalan hidup yang dihadapi kadang sulit diselesaikan dengan kecerdasan akal pikiran semata-mata. Oleh sebab itu, sabar mutlak diperlukan.

Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam ketaatan, sabar dalam musibah, sabar dari maksiat. Berikut penjelasannya.
1. Sabar dalam ketaatan, berarti melaksanakan perintah atau tugas dengan ikhlas dan tidak menggerutu apabila menghadapi kesulitan.
2. Sabar dari musibah, berarti tabah dan kuat hati dalam menghadapi masalah hidup, tidak berkeluh kesah, dan tidak menyesali nasib.
3. Sabar dari maksiat, berarti mampu menahan diri dari perbuatan maksiat dan tidak kecewa jika melihat orang Iain dapat bersenang-senang dalam maksiat. Dengan memiliki tiga syarat tersebut, manusia dapat selamat dari kerugian, sebagaimana dimaksud dalam ayat kedua.

Karakteristik Waktu

Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut :
a. Cepat habis Waktu itu berjalan seperti awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang maupun saat susah. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu waktu prihatin, maka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang sedang menghayati masa itu sendiri. Meskipun umur manusia dalam kehidupan dunia ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut, maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.

b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti lnilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.

c. Modal terbaik bagi manusia Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik. Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara nyata waktu itu merupakan -modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu (perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.

Demikianlah paparan berkenaan tetntang surat Al -Asr' yang bisa disampaikan. Semoga menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua dalam memepergunakan waktu sebaik mungkin, untuk kepentingan mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk proses kembali kepada-Nya dengan keadaan yang baik dan bisa masuk kedalam syurga-Nya. Karena dunia ini berifat sementara.
Bagikan Ini Ke :
Admin