MASIGNCLEAN103

Kisah Nabi Nuh A.S

Nabi Nuh A.S adalah nabi keempat setelah Nabi Adam. Beliau keturunan kesembilan dan Nabi Adam As. Beliau  menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa kekosongan itu biasanya berangsur-angsur manusia melupakan ajaran agama Allah. Mereka kembali menjadi musrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Kisah Nabi Nuh A.S

Beliau diutus di tengah-tengah masyarakat yang saat itu menyembah berhala. Berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan manusia itu sendiri. Menurut mereka berhala itu mempunyai kekuatan ghaib diatas manusia, dan mereka menamakan sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang-kadang mereka menamakan Wadd dan Suwa kadang Yaguts dan kadang Ya’uq dan Nasr.

Beliau adalah orang yang sabar dan sangat cerdas, Ia mengajak kaumnya untuk berpikir. Melihat kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah. Langit yang dihiasi bintang, bulan dan matahari. Bumi dengan kekayaan yang berada diatas dan didalamnya yang berupa hewan, tumbuhan dan air yang mengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti dan tanda kekuasaan dan kebesaran serta keesaan Allah.

Beliau juga memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa sorga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal shaleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah, yaìtu mereka yang mungkar dan bergelimang dalam dosa dan kemaksiatan.

Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan giat tanpa kenal waktu, baik slang ataupun malam. Baik secara sembunyi maupun dengan ti terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang. Beliau diangkat menjadi rasul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selam 5 abad atau 500 tahun. Meski demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dan seratus orang. Umat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak beribadah kepada Allah dan menegakkan tauhid, umatnya selalu menentang dan mengejeknya.

Baca juga :

Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan kaum fakir miskin, atau golongan ekonomi lemah. Para bangsawan, orang-orang kaya dan terpandang dimasyarakat malah memusuhinya.

Pada suatu hari orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengaku bersedia mengikuti Beliau asalkan Beliau mau mengusir para pengikunya yang terdiri dan orang-orang miskin. Namun Nabi Nuh dengan tegas menolak permintaan orang-orang kaya itu.

Kecerdasan dan kefasihan Nabi Nuh mengalahkan segala hujah orang-orang kafir. Akhirnya orang orang kafir itu jengkel dan menantang Nabi Nuh.

Mereka berkata: "Hai Nuh! Sesungguhnya kamu telah membantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."

Nabi Nuh menjawab: "Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak sekali-kali dapat melepaskan diri kalian. Tidak lah bermanfaat nasihatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesatkamnu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepadaNya lah kamuakan dikembalikan".

Demikian keterlaluannya kaum Nabi Nuh itu mengingkari ajaran Allah. Mereka bahkan mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang bodoh dan gila.

Namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah tetap melaksanakan tugasnya. Dan orang-orang kafir makin keras menentangnya. Mereka bahkan mengancam Nabi Nuh.

"Sungguh jika kamu tidak man berhenti berdakwah,” kata mereka, "Maka kami akan merajammu beramai-ramai".

Nab Nuh Beputus Asa terhadap Kaumnya

Setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu. Dan pengikutnya tidak bertambah maka Nabi Nuh mengadukan kaumnya itu kepada Allah.

Berdo’a Nabi Nuh: "Ya Tuhanku, jangan Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan harnba-hambaMu , dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir".

Allah mengabulkan do’a Nabi Nuh. Allah memberi petunjuk agar Nabi Nuh membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kumnya yang beriman akan selamat. Sedang kaumnya yang ingkar akan ditnggelarnkan denga banjir yang sangat besar, sehingga tak seorangpun dari mereka ada yang selamat. Semua akan binasa.

Selagi Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapala di atas bukit, orang-orang kafir mengolok-olok dan mengejeknya.

"Lihat! Nuh semakin gila saja, masa kemarau panas begini membuat perahu. Di atas bukit lagi, sungguh dia sudah miring otaknya".

Diantara mereka bahkan ada yang berani buang kotoran didalam kapal yang belum selesai dibuat itu.
Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada ditempat pembuatan kapal tersebut. Akibat membuang kotoran tersebut, perut mereka menjadi sakit. Tak seorangpun dapat menyembuhknannya. Dengan merengek-rengek mereka meminta Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya rnenyuruh mereka membersíhkan kapal yang mereka kotori. Sesudah itu mereka sembuh dari sakit perutnya.

Banjir besar Memusnahkan Orang-orang KafIr

Sesuai dengan wahyu Allah, Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh juga membawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya itu. Tidak beberapa lama setelah Nabi Nuh dan pengikutnya yang briman masuk ke dalàm kapal, maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap dengan mendung yang sangat tebal. Mendung yang sangat tebal sekali tersebut diiringi dengan angin kencang yang mulal berhembus. Bersarnaan dengan itu turunnya bujan yang sangat lebat, air dan dalam bumi rnenyembur pula ke permukaan.

Hujan turun dengan Iebatnya, belum pernah ada hujan turun dengan selebat ini. Bagaikan ditumpahkan dan atas langit. Rumah rumah mualai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang. Dari jauh Nabi Nuh melihat dalah seorang putranya yaitu Kan’an sedang berlari-lari menuju puncak gunung.

Nabi Nuh memanggil anaknya itu. "Hai anakku, kemarilah.Naiklah kekapalku maka kau akan selamat!".

"Tidak! Aku akan berlari ke atas bukit sana, aku pasti akan selamat!".

"Anakku! Pada han ini tidak seorang pun dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah!".

Tapi Kan’an dengan sombongnya terus berlari, ia tidak menghiraukan panggilan ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segera reda, maka ia terus berlari mendaki puncak gunung. Memang Kan’an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh. Ia lebih suka hidup bersama dengan orang-orang kafir, karena itu ja tidak mau menumpang kapal Nabi Nuh.

Nabi Nuh merasa terenyuh. Bagaimanapun Kan’an adalah putranya sendiri. Maka ja berdo’a kepada Allah agar Kan’an diselamatkan.

Namun Allah menolak permintaan Nabi Nuh. Sebab Kan’an itu walaupun putra Nabi Nub sendiri, ia anak yang durhaka, tidak mau beriman.

Berdasarkan suatu riwayat, kapal yang membawa Nabi Nuh dan pengikutnya itu berlayar selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda dan Nabi Nuh diperintahkan turun dan kapalnya.

Dengan demikian binasalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh. Hanya pengikut Nabi Nuh yang hidup dan menempati bumi sebagai penghuninya.

Demikianlah Kisah Nabi Nuh A.S yang bisa terpaparkan, semoga menjadi wasilah kembali bagi kita dalam mengetahui kisah Nabi-Nabi Allah SWT., dan sekaligus bisa menjadi bahan pembelajaran kembali bagi kita semua, akan keimanana dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Bagikan Ini Ke :
Admin